Daftar Isi
HAAG: Penulis Peristiwa

Penulis Peristiwa

Penulis Peristiwa [haag]

Penulis Peristiwa.

  1. (I). Pribadinya. Penulis Kitab Tawarikh. Ia tidak dikenal. Boleh jadi penulis ini sama dengan penulis beberapa bagian dari Ezr./Neh. (Di situ ditemukan persamaan corak, persamaan kata maupun tujuan theologinya). Corak bahasa kitab ini sangat dipengaruhi oleh bangsa Aram. Kitab ini diperkirakan ditulis pada sekitar tahun 300. Penulis Tawarikh menuliskan sejarah Isr. dengan sebuah cara khas. Waktu sebelum Daud ditulis dalam bentuk ringkasan lewat silsilah. Sejarah Daud, usaha Daud mau mendirikan kenisah dan persoalan kebaktian mendapat tekanan luar-biasa di dalam Kitab Tawarikh. Lukisan pada zaman kerajaan nampaknya selalu dipandang dari segi tertentu. Kitab Tawarikh menekankan pandangan atas peri laku yang lebih baik dan jahat dari para raja. Terlebih-lebih yang diperhatikan adalah kesetyaan seorang raja dalam bidang hidup agama. Ditekankan pula pembaharuan pada zaman Yosafat, Hizkia dan Yosia. Dalam Kitab Ezr.Neh. PP berusaha mengisahkan pembangunan kembali kerajaan negara teokrasi pada saat bangsa Yahudi sudah pulang dari pembuangan. PP juga berusaha mengisahkan dua buah usaha pembaharuan yang dilakukan oleh Ezra dan Nehemia. PP menunjukkan perhatian besar terhadap liturgi dan kenisah sedangkan simpatinya secara menyolok tertuju pada golongan para Lewita. Hal itu merugikan kedudukan para imam. Tekanan yang mereka ungkapkan membuat kita yakin, bahwa PP adalah seorang dari kelompok kaum Lewi yang menjadi karyawan kebaktian di yerusalem. Dari karya tulisannya nampak ada tanda-tanda bahwa PP adalah seorang tokoh agama Yahudi. Cinta atas bangsanya meluap-luap. Ia juga mempunyai kepercayaan tebal akan masa depan karena janji-janji Tuhan.
  2. (II) KARYA YANG DIBUAT PP.
    1. (A) Tawarikh.
      1. (1) Nama. (Bhs. Ibr.: Dibre hayyamin (: peristiwa-peristiwa harian). Dalam bahasa Yun.: Paraleipomena (: peristiwa-peristiwa yang tidak dimasukkan). Menurut Hironimus: Chronica. Kitab Tawarikh dipecah menjadi dua buah kitab: Tawarikh satu dan Tawarikh dua.
      2. (2) Isi. Kitab Tawarikh itu dimulai dari Adam dan diakhiri dengan pembuangan Babilon. Pemerintahan Daud atas seluruh Isr. diidealisir. usaha Daud untuk mematuhi liturgi dan membangun kenisah dijadikan titik pusat hidupnya. Setelah Salomo meninggal, hanya para raja Yehuda sajalah yang diceritakan (terutama para pembaharu liturgi. Bdk. I).
      3. (3) Sumber-sumber. Penulis Tawarikh menggunakan berbagai sumber untuk dijadikan pegangan cerita. Sumber-sumber itu tidak dinyatakan kebenarannya dengan suatu pembuktian. Jelas, bahwa penulis kitab Tawarikh mengenal kitab-kitab kanonik (Kej - Yos; Sam - Raj). Sebuah studi perbandingan menunjukkan, bahwa penulis Tawarikh menggunakan sumber-sumber itu tadi secara bebas. Ia hanya menyimpang dari naskah kitab-kitab yang lebih tua, untuk mencapai tujuannya, yaitu: agar makna theologinya sendiri jadi lebih jelas.
      4. (4) Tujuan. Tema dari penulis Tawarikh adalah cita-cita negara theokrasi: tentang persiapannya, tentang pendiriannya di bawah pimpinan pemerintahan Daud, kemudian tentang kejatuhan maupun usahanya memperbaharui dan memperbaikinya kembali. Daud adalah cita-cita percontohan. Semua raja setelah Daud harus mengikuti cara hidupnya. Penulis Tawarikh mengharapkan pembaharuan cita-cita itu dan berusaha, agar iman dan harapan pada janji Tuhan selalu dijaga, betapa kurang baiknya situasi waktu itu (sekitar tahun 300 seb. Mas.). (I, Taw 17:11-14).
      5. (5) Pernilaian sejarah. Kebenaran sejarah kitab Tawarikh itu dahulu kala kurang dipercaya, karena tendensi religius, maupun masalah yang dicita-citakan dan pengajarannya. Dewasa ini orang lebih cenderung memberikan autoritas yang lebih tinggi padanya. Hal itu terutama berlaku bagi ungkapan yang menyangkut cerita tentang peristiwa yang sezaman dengan pihak penulis.
      6. (6) Pengaruh I-II Tawarikh. Kitab Tawarikh melukiskan Isr. sebagai suatu persekutuan agama. Persekutuan itu merupakan pusat dari janji yang diberikan Tuhan kepada Daud. Itulah sebabnya Kitab ini dinilai tinggi oleh orang-orang --> Farisi, oleh kelompok --> Kumran dan oleh jemaat kristen Yahudi (Kitab Tawarikh menggema pada Injil Mat dan Surat Ibr).
    2. (B). EZRA/NEHEMIA. Semula hanya satu buah kitab. Merupakan kelanjutan Kitab Tawarikh.
      1. (1) Isi. Kitab Ezra 1:1-6:22 memberitakan soal pembaharuan persekutuan jemaat Yahudi setelah pembuangan. Kemudian tentang pembangunan kembali kenisah, yang telah dapat ditahbiskan pada perayaan Paska tahun 515. Kitab Ezr 7:1-10:44 mengisahkan kelompok orang buangan lain lagi yang pulang kembali. Atas perintah raja Persia, Ezra bertugas mengawasi agar hukum-hukum dipenuhi orang. Kitab Nehemia 1:1-13:31 menceritakan kegiatan Nehemia, terlebih-lebih pekerjaannya membangun kembali tembok-tembok kota Yerusalem.
      2. (2) Nilai sejarah. Dokumen-dokumen dari Persia dan memori-memori Ezra maupun Nehemia berisikan ungkapan yang dapat dipercaya. Bahkan merupakan sumber penting untuk agama dan kebudayaan Yahudi setelah pembuangan. Sama sekali tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa penulis Taw memasukkan dokumen-dokumen itu ke dalam karyanya tanpa memperoleh pandangan jelas tentang urutan kronologis mereka yang tepat.
      3. (3) Tujuan. Di dalam pekerjaan Ezra dan Nehemia, penulis Taw melihat bukti-bukti, bahwa Tuhan tetap setya dalam memenuhi janjiNya untuk membangun kembali persekutuan jemaat bangsa Yahudi. Pembangunan kembali kenisah dan kota Yerusalem, demikian pula pemakluman hukumnya merupakan sebuah awal dari waktu baru yang penuh harapan.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA